Salah satu adat yang paling sering kita jumpai di setiap Provinsi adalah adat pernikahan. Hampir disetiap kabupaten, kecamatan, bahkan desa memiliki adat pernikahannya masing masing. Pedamaran adalah salah satu dari sekian banyak desa yang memiliki adat pernikahannya sendiri.
Prosesi pernikahan di Desa Pedamaran di mulai dengan prosesi "ngantarka penganten" yaitu sebuah proses arak-arakan para rombongan keluarga calon mempelai perempuan menuju rumah calon mempelai pria. Biasanya dilaksanakan pada sore hari sekitar pukul 3.30 wib dengan diiringi tabuhan musik jidur.
Pada malam harinya iring iringan rombongan keluarga calon mempelai laki laki datang kerumah calon mempelai perempuan untuk mengadakan prosesi pernikahan (ijab qabul) yang oleh masyarakat Pedamaran disebut "malam kawin".
Pada keesokan harinya, di rumah mempelai perempuan mulai mempersiapkan bahan bahan untuk membuat menu masakan yang akan disajikan esok hari pada proses resepsi pernikahan. Biasanya, kegiatan ini dihadiri keluarga dan masyarakat sekitar yang saling membantu. Kaum perempuan menyiapkan bumbu masakan (bekocek'an), sedangkan para pria memasak makanan yang akan disajikan. Kegiatan ini dilaksanakan mulai pagi hari sampai sore hari sehingga oleh masyarakat sekitar disebut "arian petangan". Jika pada arian petangan ini pihak keluarga menyembelih kerbau atau sapi, maka ada prosesi tambahan dari kedua belah pihak keluarga mempelai. Dimana masing masing pihak mempelai mengusap atau menampar terlebih dahulu salah satu bagian tubuh hewan yang akan disembelih, inilah yang oleh masyarakat urang diri dinamakan "nepek".
Pada besok harinya, prosesi resepsi pernikahan dilangsungkan. Bentuk acara resepsi pernikahan di Pedamaran hampir sama dengan acara resepsi pernikahan di daerah lain yang kita ketahui. Acara resepsi pernikahan ini disebut dengan "arian makan".
Sampai disini acara masih berlanjut, besok harinya dengan prosesi "ngantarka juada" yaitu sebuah proses arak-arakan para rombongan keluarga calon mempelai perempuan membawa beragam jenis kue (juada) dan penganan lain seperti kue petes, bolu, bongkol, agar-agar, dan lain sebagainya ke rumah calon mempelai laki-laki. Biasanya dilaksanakan pada sore hari dengan diiringi tabuhan musik jidur.
Pada malam harinya pihak keluarga laki laki mengadakan syukuran di rumah dengan mengundang keluarga pihak perempuan dan tetangga. Adapun menu yang disajikan biasanya penganan yang dibawah oleh pihak perempuan pada saat prosesi ngantarka juada, Prosesi ini disebut dengan "dekah dari darat".
Dan seterusnya pihak mempelai pria mulai mengadakan prosesi yang sama dengan pihak mempelai perempuan yaitu "petangan" dan resepsi pernikahan dalam istilah masyarakat Pedamaran disebut "malas".
Dan terakhir yang paling ditunggu kaum ibu adalah prosesi "berarak petang". Dimana para perempuan dari kedua belah pihak mengarak kedua pengantin keliling dusun untuk diperlihatkan kepada masyarakat pedamaran yang di lalui. Dalam arak arakan ini kaum perempuan membawa benda atau bahan produk untuk diberikan kepada pihak mempelai perempuan seperti ; kain, sprei kasur, selimut, dll. Mereka disebut "mawo pengambek". Arak arakan semakin meriah dengan iringan musik jidur khas Pedamaran.
No comments:
Post a Comment